Si Kari (Sindikat Kartunis Riau)

Jumat, 27 Maret 2009

Long time a go...

- Pameran kartun bersama di gedung Dang Merdu, Pekanbaru, 1998. Kerjasama dengan Dewan Kesenian Riau (DKR)

- Pameran kartun tunggal karya Dantje S Moeis di Dang Merdu, Pekanbaru, 1999.

- Pameran bersama kartunis Riau di TIM, Jakarta, 2000. Kerjasama dengan DKR.

Suatu malam pada tahun 1998, selepas magrib di kedai Upik, sebuah kedai nasi sebelah Riau Pos..terlihat dua orang terlibat pembicaraan serius di bangku pojok. Asap rokok mengepul dari mulut dan hidung keduanya. Sesekali mata mereka melirik ke kiri-kanan ruangan kedai yang temaram disinari bohlam 10 watt.

"Nampaknya sekarang waktu yang tepat, Qon," kata seorang yang berbadan tinggi besar, sambil melipat tangannya yang bertato paus biru ke meja.

"Psst..pelankan suara abang sedikit. Masih ada orang di kedai ini," kata seseorang yang dipanggil Qon, sembari menyurukkan badannya sedikit dari sinaran lampu kedai. "Kita memang sudah seide membuat sebuah gera'an yang bisa membantu rakyat menghadapi krisis moneter ini, tapi bukan sekarang ini dan bukan di sini,"sambungnya.

"Maksud saya sekarang waktu yang tepat untuk memesan kopi! Dah kering tekak ni sejak kita duduk dari sore tadi belum ada pesan apa-apa! Mana aku tak sempat ngopi dari rumah tadi!" balas yang dipanggil Abang dengan suara lebih keras.

"Oh, kopiii...ngomonglah Bang!" yang dipanggil Qon menjawab lega.

Tak lama kopi datang dan pembicaraan mereka berdua pun makin serius.

"Kalau saye usul nama kumpulan kite ni Si Kari. Sindikat Kartunis Riau," kata yang dipanggil Abang sembari menyulut Marlboro-nya yang terakhir.

"Ha, mantap tu, Bang! Si-Ka-Ri..Gampang diingat. Ka-ri bisa dikonotasikan karikatur. Tapi kepanjangannya yang agak repot: sindikat, konotasinya negatif sama orang kita. Beda dengan orang luar sana, sudah jamak seorang penulis atau kartunis menyalurkan karyanya ke media melalui sebuah sindikat," jawab yang dipanggil Qon semangat.

"Biar sajalah! Lama-lama orang kan tau jugak," balas yang dipanggil Bang memaksa.

"Ye, Bang. Ngapa mikir konotasi orang. Yang penting gera'an kita ni bisa membantu orang banyak menyelesaikan persoalan-persoalan serius dengan cara canda santai, tanpa menghilangkan keseriusan persoalan itu sendiri," timpal yang dipanggil Qon.

"Betol. Untuk gera'an pertama kita bisa buat pameran bersama nanti," imbuh yang dipanggil Bang.

"Ya, kita bisa ajak si Hasan di Batam. Ada juga anak Undri yang magang di KMD Utusan tu, siapa namanya...Eka..Ekka PN" jawab yang dipanggil Qon.

"Ridar Hendri juga..," sambung yang dipanggil Bang.

"Oya, Bang Ridar yang di Azam ya. Ada jugak lagi Bang, anak muda. Dean namanya," sahut yang dipanggil Qon.

"Bolehlah. makin banyak makin bagus."

Pembicaraan mereka berdua terputus ketika Upik, si empunya kedai mulai bolak-balek mengangkat papan bertuliskan angka 1, 2, 3 hingga 10. Pertanda kedai segera tutup.

Jumat, 27 Maret 2009

Long time a go...

Katalog Pameran Perdana

Si Kari adalah...

PRE HISTORY

Si Senarai

Si Furqon Elwe

Pengikut